“Pernah makan cuma pakai nasi. Lauknya cuma sama tulang ayam pemberian pedagang,” ucap Abi Ziyad
***
Mengabdi sepenuh hati untuk orang-orang yang membutuhkan merupakan sebuah cita-cita yang ingin diwujudkan oleh Abi Ziyad. Salah satunya dengan membangun pondok pesantren bagi kaum dhuafa yatim. Pondok Pesantren Tahfidz Alam Maroko merupakan buah dari impian yang selama ini Abi Zaid perjuangkan.
Namun sayangnya, keinginan dan cita-cita kadang tak sesuai dengan realita yang ada. Setelah dibangun berbagai permasalahan mulai menghampiri. Jumlah santri yatim dhuafa yang tiba-tiba membludak membuat kebutuhan juga semakin banyak. Ada 100 lebih santri yang terdaftar.
Abi Ziyad pun mulai kewalahan. Sebab penghasilan dari usahanya sebagai penjual pakan ternak, tak cukup biayai kebutuhan. Ia khawatir santri yang diamanahi kepadanya itu menjadi lebih sengsara ketimbang sebelum bersamanya. Akhirnya mau tidak mau dirinya memutar otak dan meminta bantuan kepada keluarga dekat.
Sayangnya, tak banyak bantuan yang ia dapatkan. Membiarkan 100 santri bergantung padanya bukan merupakan sesuatu yang mudah. Terlebih lagi, Ramadan sudah di depan mata.
Jika di hari biasa saja mereka tak bisa makan rutin dengan menu yang layak, bagaimana dengan bulan Ramadan? Apakah mereka bisa sahur dan berbuka setiap harinya?
Tak banyak harapan yang dimiliki anak-anak di santri. Mereka hanya ingin merasakan hangatnya momen sahur dan berbuka seperti anak-anak lainnya yang berasal dari keluarga yang hangat dan berkecukupan.
Sebab, di pondok ini mereka hanya bisa hidup apa adanya.
Kabar baiknya, kita bisa membantu Abi Ziyad memberi harapan untuk para santri. Hingga kini, perekonomian pondok belum kunjung membaik. Untuk itu, kita bisa mengulurkan tangan dan meringankan pembiayaan para santri.
Teman Baik, demi Ramadan yang penuh keberkahan dan kebahagiaan bagi seratus santri di pondok ini, salurkan donasi terbaik dengan cara:
Belum ada Fundraiser
Menanti doa-doa orang baik